Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
sokpaten.id–Pada 18 Januari 2025, kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, yang akan memungkinkan pembebasan sandera dan menghentikan pertikaian yang telah berlangsung lama. Perjanjian ini dijadwalkan dimulai pada 19 Januari 2025, setelah pertemuan yang berlangsung lebih dari enam jam.
Meskipun gencatan senjata sudah disepakati, kenyataannya serangan udara Israel tetap berlangsung. Pada Sabtu dini hari, serangan di wilayah Mawasi, dekat Khan Younis, menewaskan lima orang. Sejak pengumuman gencatan senjata, lebih dari 100 warga Palestina telah tewas akibat serangan ini. Hal ini tentu saja mengundang kecaman dari berbagai pihak, yang mendesak agar perjanjian ini segera dihormati.
Konfirmasi dari Amerika Serikat
Brett McGurk, Kepala Negosiator AS, mengonfirmasi bahwa perjanjian gencatan senjata ini telah dipastikan dan siap diterapkan pada Minggu pagi. Perjanjian tersebut mencakup pertukaran sandera dengan tahanan, yang dilakukan dalam tiga tahap. Fase pertama akan mencakup pembebasan 33 sandera Israel dan beberapa tahanan Palestina.
Secara keseluruhan, rencana ini diharapkan dapat membawa perdamaian sementara di wilayah yang sudah lama dilanda konflik ini. Namun, banyak pihak yang khawatir tentang pelaksanaannya, mengingat perbedaan pendapat yang masih ada di dalam pemerintah Israel sendiri.
Protes dari Politikus Garis Keras
Meskipun banyak anggota kabinet Israel mendukung gencatan senjata, beberapa politisi garis keras menentangnya. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengancam akan mundur jika perjanjian ini diterima, dengan alasan bahwa ini adalah bentuk penyerahan kepada Hamas. Meski begitu, pemerintah Israel tetap melanjutkan langkahnya untuk menerapkan gencatan senjata.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada protes internal, pemerintah Israel tetap berkomitmen untuk melanjutkan kesepakatan ini demi mencapai perdamaian yang lebih langgeng. Namun, ketegangan politik ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi di dalam negeri Israel.
Baca Juga: Perjalanan BPA: Terobosan Berdampak Pada Kesehatan
Dampak Perang Terhadap Warga Gaza
Perang yang dimulai setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 ini telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Menurut laporan otoritas Gaza, lebih dari 46.000 orang tewas, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Dengan lebih dari dua juta orang terjebak dalam perang ini, kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk.
Warga Gaza menghadapi kelaparan, penyakit, dan cuaca ekstrem. Organisasi internasional telah mempersiapkan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan dasar. Namun, pengiriman bantuan masih terkendala karena ketegangan yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Harapan untuk Kedamaian di Masa Depan
Jika gencatan senjata ini berhasil, hal itu bisa meredakan ketegangan yang telah menyebar ke negara-negara tetangga seperti Lebanon, Yaman, dan Irak. Gencatan senjata ini juga dapat membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan yang lebih besar bagi warga Gaza yang membutuhkan.
Bagi banyak orang, gencatan senjata ini adalah harapan untuk berakhirnya konflik yang telah menghancurkan kehidupan warga Gaza. Meskipun serangan udara masih terjadi, banyak yang berharap proses pembebasan sandera dan penghentian pertikaian ini akan membawa kedamaian yang lebih abadi bagi wilayah tersebut.